Pengelolaan Sumberdaya Air dan Lahan di Jawa: Studi Kasus di Wilayah Kerja Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Bengawan Solo

Makalah ini membahas degradasi lahan dan air di pada daerah aliran sungai (DAS) Brantas dan Bengawan Solo di Pulau Jawa, yang merupakan wilayah kerja dari Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola sumberdaya air. Degradasi lahan dan air akan ditelaah dari beberapa indikator yang ada dan selanjutnya terhadap metode penanganan yang telah dilakukan akan dievaluasi kritis. Indikator peningkatan degradasi lahan dan air pada kedua DAS tadi dilihat pada fluktuasi prosentase limpasan permukaan terhadap curah hujan yang jatuh maupun dan dari laju erosi teoritik yang meningkat. Analisis secara kritis terhadap degradasi lahan dan air di DAS Brantas dan Bengawan Solo menunjukkan sejumlah kekurangan yang berlangsung secara terus-menerus, seperti kegiatan konservasi vegetatif (penanaman pohon) masih dilakukan tidak tepat sasaran sehingga berimplikasi penanganan lahan yang terdegradasi tidak dapat dilakukan secara optimal, sementara pemilihan spesies tanaman dari jenis kayu ringan/sedang yang cepat tumbuh mempengaruhi tata air secara keseluruhan dan belum pasti meningkatkan efektifitas pengendalian degradasi lahan. Dari sisi kelembagaan, konservasi lahan dan air belum dilaksanakan secara terencana (designated), menyatu (integrated) dan terkoordinasi antar instansi; kondisi ini dipersulit dengan kebijakan pemerintah yang belum mampu mengendalikan tata ruang dan tata guna lahan secara efektif. Ditenggarai sektor pertanian merupakan kunci dalam pengendalian degradasi lahan dan air khususnya di bagian hulu dari kedua DAS tersebut. Keterlibatan masyarakat petani dan kerjasama antar-lembaga sebagai faktor yang berpengaruh dalam pengendalian degradasi lahan dan air. Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuan, teknik dan strategi dalam konservasi lahan, sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat petani sebagai pendukung keberhasilan dalam melestarikan lahan, yang diikuti integrasi antara strategi, perencanaan dan metode kerja dengan kegiatan (program) pada tataran petani dengan melibatkan lembaga terkait.

Sumber

Tahun Terbit