DAS Citarum Hulu merupakan salah satu sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku air untuk pertanian atau irigasi, dengan luas irigasi mencapai 16.659 hektar. Ada hubungan erat antara ketahanan air dan ketahanan pangan. Secara umum, tahan air diukur melalui indikator kuantitas, sedangkan indikator kualitas adalah masih belum banyak dipelajari. Indikator kualitas air juga akan mempengaruhi ketahanan energi. Kapan kualitas air menurun secara dramatis dengan limbah yang dibuang ke air, energi diperlukan untuk mengelola sampah yang telah dibuang. Jika limbah tidak dikelola maka akan berdampak pada kualitas makanan yang dihasilkan. Penelitian ini akan menunjukkan bagaimana karakteristik kualitas air pada water-energy-foodnexus. Penelitian dilakukan di DAS Citarum Hulu, dengan cara meneliti karakteristik logam dalam air dan biji-bijian atau beras. Setelah mengetahui logam karakteristik di keduanya, analisis air-energi-makanan-nexus dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah yang terkontaminasi logam, biji-bijian atau beras juga mengandung logam. Kehadiran logam dalam konsentrasi tertentu dalam makanan memiliki tingkat bahaya tertentu untuk dikonsumsi. Untuk mengantisipasi bahaya makanan konsumsi karena pencemaran kualitas air, beberapa praktik pengelolaan dapat dilakukan, termasuk pencegahan pemborosan dengan menerapkan produksi bersih dan pembuatan instalasi IPAL.