PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT DAN DAMPAK SUBSIDEN YANG DITIMBULKANNYA STUDI KASUS KEPULAUAN MERANTI, PROVINSI RIAU

Lahan gambut yang semula merupakan lahan yang marginal, dalam perkembangannya banyak diminati untuk berbagai penggunaan seperti untuk perkebunan, pertanian, dan permukiman. Lahan gambut mempunyai karakteristik yang khas terutama dari sisi hidrologi. Tanah gambut mampu menyimpan air sebesar 13 kali dari volumenya. Dalam praktek penggunaannya di lahan gambut dilakukan pengeringan untuk berbagai kepentingan dengan cara membuat saluran atau kanal. Praktek pengeringan tersebut menyebabkan volume air yang tersimpan dalam tanah gambut menjadi berkurang, dan menjadi rapuh yang akhirnya mengalami penyusutan. Penyusutan yang terus menerus menjadikan lahan gambut mengalami penurunan (subsiden). Penurunan Lahan gambut menimbulkan dampak. Bagi tumbuhan berakibat dengan tumbang, karena akar sudah menggantung atau terbuka dan tidak kuat lagi menopang beban pohon. Bagi permukiman berakibat dengan genangan air yang mengganggu aktivitasnya. Subsiden juga menimbulkan kerusakan infrastruktur bangunan. Kajian ini bertujuan untuk memperhitungkan dampak penurunan lahan gambut, dan solusi menghambat penurun lahan gambut. Metode yang digunakan dengan pendekatan penginderaan jauh, analisis penutup lahan, dan survei lapangan. Data yang digunakan peta penutup lahan tahun 2015 skala 1:50.000, peta RBI skala 1:50.000, data tanah. Dari kajian ini menghasilkan informasi bahwa telah terjadi subsiden yang menyeluruh di kepulauan Meranti, yang pada saat ini (2016) mencapai kedalaman 1 meter.

Sumber

Tahun Terbit