Irigasi skala kecil berbasis investasi masyarakat (IKBIM) merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan produksi pangan, terutama beras, untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan nasional. Modal sosial memainkan peran penting dalam pengelolaan irigasi kecil yang memungkinkan semua distribusi air dengan kriteria, jumlah dan waktu yang tepat untuk semua petani di dalam jaringan irigasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan investasi dan kelayakan finansial dalam sistem irigasi kecil. Penelitian menggunakan metode survei dengan diskusi kelompok secara mendalam. Data dianalisis secara deskriptif. Ketidaktahuan dan kekurangbijaksanaan pemerintah dan untuk swadaya masyarakat dan modal sosial telah menyebabkan ketergantungan petani pada bantuan Pemerintah. Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) untuk irigasi kecil memang dianggap penting dalam pengelolaan air irigasi. Modal sosial dibentuk dan berinteraksi dengan modal alam dan modal manusia dan dibingkai dalam hubungan sosial kelompok. Kepemimpinan memberikan teladan, adil, jujur, dapat dipercaya, tulus dan berorientasi pada kebutuhan. Pemberdayaan P3A diperlukan dan penting untuk mendapatkan distribusi air irigasi yang lebih adil. Kelayakan finansial IKBIM sangat ditentukan oleh manfaat yang berasal dari konstruksi irigasi seperti kenaikan areal tanam padi. Manfaat IKBIM ditentukan oleh kemampuan masyarakat untuk melakukan investasi pemeliharaan.