Di Nusa Tenggara Barat (NTB) terjadi penurunan produksi kedelai pada tahun 2009 dan 2010 dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu 12,8% pada tahun 2009 dan 13,6% pada tahun 2010. Penurunan produktivitas disebabkan oleh strategi dan pendekatan diseminasi teknologi melalui pemberdayaan petani atau kelembagaan tani belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan kelembagaan pertanian dalam proses diseminasi teknologi melalui pemberdayaan kelembagaan tani terhadap penyebaran teknologi produksi kedelai di NTB. Pengkajian dilaksanakan di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah dari bulan Januari hingga Agustus 2011. Pengkajian menggunakan pendekatan riset aksi, agribisnis, kelembagaan dan community development. Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung/pengamatan pelibatan, diskusi kelompok, dan wawancara mendalam menggunakan daftar pertanyaan berstruktur. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Kelembagaan tani mempunyai peranan dalam penyebaran atau proses difusi teknologi produksi kedelai. Alur benih kedelai antarlapang pada kelompok tani lahan sawah dan lahan kering diawali melalui proses komunikasi dan hubungan sosial. Dukungan pemerintah daerah maupun pihak lain dalam memfasilitasi usaha perbenihan kedelai berkualitas pada kedua agroekosistem akan memperkuat jaringan kerja sama agribisnis perbenihan. Benih kedelai berkualitas yang diproduksi oleh kelembagaan tani di Desa Setanggor telah menyebar di beberapa lokasi di NTB. Proses difusi teknologi kedelai melalui usaha agribisnis dilakukan melalui pendekatan komunikasi dan kerja sama.